Powered By Blogger

Thursday, June 11, 2015

PENGAMATAN PRIMATA DI TNGR KEMBANG KUNING, LOMBOK TIMUR

PENGAMATAN PRIMATA

Tepatnya hari jumat tanggal 15 Mei 2015, sore itu sekitar jam 16.00 WITA aku dan teman- temanku mengemasi barang- barang yang dibutuhkan seperti tenda, alas duduk(tikar), tali dan pelbagai makanan seperti nasi, dua kotak air mineral kemasan gelas dan satu buah galon. Tak lupa juga alat- alat untuk mengamati hewan primata seperti teropong dan kamera digital. Aku tak lupa juga membawa perlengkapan sendiri yang telah siap dalam ranselku. Hal ini dalam rangka kegiatan camping sekaligus praktikum lapangan yakni melakukan pengamatan primata yang ada di TNGR Kembang Kuning.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya bis yang kami tunggu akhirnya datang. Bis yang lumayan besar dengan warna putih dengan sedikit hiasan warna biru bertuliskan Universitas Mataram telah siap membawa kami ke tempat tujuan. Kami memasukkan barang- barang  ke dalam bagasi belakang bis. Aku duduk di paling belakang. Suasana nyaman dengan AC yang sepoi- sepoi ditemani dengan suara musik pop kemudian dangdut menambah serunya suasana. Sekitar pukul 16.50 WITA  kami berangkat menuju Taman Nasional Gunung Rinjani Kembang Kuning ( Jeruk Manis) Lombok Timur.
Meskipun lupa jalan dan bahkan sampai kelolosan, akhirnya sekitar jam 18 .45 WITA kami sampai di TNGR Kembang Kuning dan langsung turun dari bis dan tak lupa menurunkan barang- barang bawaan. Saat itu cahaya mulai menghilang diganti oleh kegelapan malam.
Hawa dingin terasa menusuk kulitku, suhunya sekitar 16 - 17 0 C, suasana  gelap gulita dengan taburan bintang- bintang di langit , suara- suara aneh yang begitu asing terdengar oleh telinga seolah- olah menyambut kedatangan kami. Kami langsung berkemas dan mulai mencari tempat mendirikan tenda. Tenda pun selesai didirikan , berjumlah empat buah tenda yang sudah siap untuk ditempati. Selanjutnya kami  pun merapikan barang- barang bawaan dan solat. Kayu bakar pun dicari dan dikumpulkan untuk membuat api unggun. Selanjutnya kita makan malam bersama dengan lauk seadanya, ada ikan bakar dan sambel tempe. Namun semuanya terasa nikmat karena kebersamaan.
Santap malam pun usai, kegiatan pun berlanjut dengan acara diskusi bersama atau bisa dibilang kuliah malam yang langsung dibawakan oleh bapak Dr. Islamul Hadi M.Sc. Diskusi berlangsung dengan seru, berbagai pertanyaan dilontarkan oleh kawan- kawan termasuk aku juga bertanya,  mulai dari masalah yang berkaitan tentang primata sampai pertanyaan yang bersifat umum. Bapak pun menjawabnya dengan fasih dan mudah dipahami. Acara diskusi pun selesai. Kita pun bubar dan melakukan aktivitas masing- masing, ada yang langsung tidur, ada yang berkumpul saling bercerita, ada yang pergi melakukan pengamatan dan sebagainya. Sedangkan aku merebahkan tubuhku didekat api unggun sampai akhirnya aku tak sadar sudah berada di alam mimpi.
Suara ayam pun terdengar berkokok digubuk dekat TNGR menandakan pagi telah tiba, suasana gelap masih menyelimuti, suhu terasa semakin dingin tak pelak membuat tubuh ini mencari kehangatan, selimut pun semakin dipererat sebagai salah satu cara beradaptasi terhadap lingkungan. Namun suara azan yang berkumandang memaksa aku untuk bangun dan menyuruhku solat.
***
Sarapan pagi telah siap dengan lauk pauk yang lebih sedehana , kami pun bersama- sama makan dan semua terasa nikmat. Usai sarapan kegiatan pun berlanjut dengan kegiatan utama yakni melakukan pengamatan primata. Sekitar pukul 07. 45 WITA kami pun berangkat untuk melihat tingkah laku dari primata. Berjalan mengikuti trek yang telah ditentukan terkadang juga keluar dari jalan utama untuk mencari sosok lutung dan monyet ekor panjang yang memang keduanya adalah penghuni tetap dari hutan tersebut. Setelah sekian lama kami mencari akhirnya pada sekitar jam 09.03 WITA sosok lutung pun terlihat. Sekitar 11 ekor lutung berhasil terlihat dengan berbagai aktivitas yang dilakukannya seperti berpindah tempat, melompat dari pohon satu ke pohon lainnya, mencari makan dan lain sebagainya. Terlihat lutung itu memakan pucuk daun dedep ( borok) Deskripsinya sebagai berikut.


Lutung ( Trachypithecus auratus)  mempunyai panjang tubuh dari ujung kepala hingga tungging , jantan betina dewasa rata- rata 517 mm dan panjang ekornya rata-rata 742 mm. Warna rambut hitam, diselingi warna keperak- perakan. Bagian ventral bewarna kelabu pucat dan kepala mempunyai jambul. Anak lutung yang baru lahir bewarna kuning jingga dan tidak berjambul. Setelah meningkat dewasa warnanya berubah menjadi hitam kelabu. Namun kami tidak  melihat anaknya. Adapun makanan Lutung yakni lutung kebanyakan makan daun dan sedikit makan buah dan bunga.
Perilaku lutung, dalam hidupnya lutung membentuk kelompok dengan beberapa individu mulai dari 6- 23 ekor. Dalam setiap kelompok terdapat jantan sebagai pemimpin kelompok dan beberapa betina serta anak- anak yang masih dalam asuhan induknya. Aktivitas hariannya yakni lutung aktif pada siang hari (diurnal ). Jantan dominan mendominasi anggota kelompok dalam hal perlindungan, pengamanan dalam pergerakan, dan merawat. Jantan selalu menjaga anggota kelompoknya dari berbagai gangguan yang berasal dari luar atau dari kelompok lain. Lutung hitam , dalam melakukan pergerakan, lebih sering meloncat saat pindah pohon. Kadang –kadang mereka juga berjalan dengan keempat anggota tubuhnya saat bergerak dicabang pohon yang besar atau saat turun ditanah. Daerah jelajah mereka berkisar antara 15- 23 Ha, pergerakan harian dapat mencapai 500- 1300 Ha. Lutung ini sering memilih tidur di pohon sekitar sungai. Tidur pada dahan atau percabangan pohon. Suara lutung jantan hampir sama dengan suara lutung lain yakni suaranya bergetar dan patah – patah (chak...chak...chak...). Suara ini merupakan  alarm bagi anggota kelompok.
Setelah puas mengamati lutung kami pun melanjutkan perjalanan untuk mencari sosok macaca atau monyet ekor panjang. Perjalan yang lumayan jauh dengan trak yang tidak begitu sulit karena memang jalannya sudah dibeton dan diperbagus. Hal ini supaya memudahkan pengunjung yang ingin menikmati wisata alam ditempat tersebut. Di ujung jalan perjalanan terdapat air terjun yang cukup tinggi yang sangat indah bila dipandang, airnya super dingin hingga menusuk kulit. Aku sempat merasakan dinginnya air itu. Percikan air dari atas tebing menyegarkan mukaku. Setelah puas menikmati indahnya air terjun. Kami kemudian kembali untuk melanjutkan pengamatan. Aku dan temanku Tantri berjalan paling depan di tengah perjalanan aku melihat segerombolan anak- anak  berteriak dan lari ketakutan dikejar oleh pejantan dari macaca. Namun macaca itu tak lama menghilang padahal belum siap di foto. Setelah sekian lama berjalan  akhirnya sekelompok macaca terlihat diatas pohon berjumlah sekitar 7 ekor macaca yang sedang mencari makan berupa buah dan ada yang sedang kawin, berlari dan sebagainya. Adapun deskripsi macaca sebagai berikut:


Monyet ekor panjang dengan bahasa latin Macaca fascicularis merupakan jenis monyet yang mempunyai panjang ekor lebih kurang sama dengan panjang tubuh, yang diukur dari kepala hingga ujung tubuhnya. Panjang tubuh berkisar 385- 648 mm. Panjang ekor pada jantan dan betina antara 400- 655 mm. Warna tubuhnya bervariasi, mulai dari abu- abu sampai kecoklatan dengan bagian ventral bewarna putih. Anak yang lahir berambut kehitaman. Masa kehamilan berkisar antara 153- 179 hari dan umumnya melahirkan hanya satu ekor anak. Adapun habitatnya hidup pada hutan primer dan sekunder mulai dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1000 meter diatas permukaan laut. Monyet ini memakan segala jenis makanan (omnivora), namun komposisinya mengandung lebih banyak buah- buahan (60 %), selebihnya berupa bunga, daun muda, biji, umbi. Monyet ekor panjang hidup dalam kelompok, yang terdiri dari banyak jantan dan betina dewasa. Jumlah individu setiap kelompok berbeda- beda. Besar kecilnya kelompok ditentukan oleh ada tidaknya pemangsa atau kelimpahan sumber pakan alam. Jantan muda kadang- kadang hidup soliter atau membentuk kelompok kecil dengan jantan muda lain.
Adapun aktivitas hariannya, jenis pergerakan dari genus Macaca pada umumnya diklasifikasikan sebagai ‘quadropedal’, dengan kategori berjalan dengan empat anggota badannya. Selain itu, Macaca pada umumnya juga dapat memanjat dan loncat (leaping), yang bisa mencapai sejauh 5 m. Jenis monyet ini juga dapat berenang dengan baik. Jelajah hariannya dapat mencapai lebih 1500 meter dan daerahnya bervariasi mulai dari 10-80 ha di daerah hutan primer. Monyet ekor panjang bersifat diurnal. Pada siang hari seringkali dipakai untuk istirahat dan bermain bagi anak- anaknya. Adapun saat mendapatkan ancaman dari luar, biasanya monyet ini mengeluarkan suara yang keras dan melengking(onomatopoeic).
Setelah puas melihat aktivitas dari Macaca, kami pun kembali ke tenda, beristirahat, makan dan solat sembari menunggu bis yang datang menjemput. Tak lupa kita juga berdiskusi dan mulai mengemasi barang- barang dan tenda. Untuk menyimpan kenangan tak lupa juga kita berfoto bersama, selfie bersama. Sungguh pengalaman yang begitu berharga dan begitu banyak pelajaran dan ilmu yang bisa saya dapatkan. Tak lama menunggu akhirnya bis itu pun datang dan kami kemudian pulang. Hati kami begitu puas dan senang. Terima kasih khususnya saya ucapkan kepada Bapak Dr. Islamul Hadi M.Sc. yang telah bersabar membimbing kami dan mengajarkan kami berbagai hal dan berbagi ilmunya bapak semoga dibalas dengan berbagai kebaikan.

SEKIAN ^ ^

No comments:

Post a Comment